Untuk membahas apa maksud dari “Tragedy of The Commons” mari kita menggunakan ilustrasi sebagai berikut :
Bayangkan di suatu desa ada satu kolam. Setiap hari 4 orang pemancing mencari ikan disana. Tanpa memperdulikan gender ikan, jika setiap pasang ikan menghasilkan satu anak dalam satu hari, berapa mininum ikan yang harus tetap ada di dalam kolam tersebut supaya ikannya tidak habis? Jawabannya ada 8 ekor ikan. Tiap pasang ikan menghasilkan satu anak dan tiap pemancing mendapat satu ekor ikan setiap harinya. Dan dengan begitu semua pemancing akan selalu mendapatkan seekor ikan secara berkelanjutan.
Bagaimana jika satu pemancing mengambil lebih dari satu ikan? Akibatnya jumlah ikan akan berkurang, ikan yang dihasilkan tiap harinya juga berkurang. Melihat hal itu, pemancing lain juga melakukan hal yang sama supaya mereka tidak kehabisan ikan karena pemancing lain mengambil lebih banyak daripada mereka. Apa yang terjadi selanjutnya?
Ikan di kolam itu akan habis, tidak ada lagi yang bisa memancing dan mendapatkan ikan seperti dahulu.
Ini lah yang dimaksud dari teori “Tragedy of the Commons” yaitu dimana orang bersikap dan bertindak untuk kepentingannya sendiri , mengambil lebih banyak dari yang mereka butuhkan, akibatnya menjadi over-consumption.
Secara ekonomi, akibatnya berdampak pada menipisnya sumber daya, permintaan menjadi tinggi, harga menjadi mahal dan orang yang membutuhkan menjadi berkekurangan. Situasi ini juga akan merugikan mereka sendiri juga, karena tingkat kriminalitas menjadi meningkat.
Tragedy of the commons adalah masalah ekonomi yang sangat nyata dimana individu cenderung mengeksploitasi sumber daya bersama untuk kepentingan sendiri dan merugikan secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa contoh tragedy of the commons :
1. Overfishing
Seiring berkembangnya populasi global, permintaan akan makanan juga meningkat. Overfishing terhadap Pacific bluefin tuna menyebabkan populasi mereka saat ini terendah dari yang pernah ada sebelumnya.
2. Fast Fashion
Overproduction membuat brand ternama seperti Burberry membakar produk mereka yang mencapai 37.8 juta dollar pada tahun 2018 karena tidak ingin melakukan diskon pada barangnya.
3. Kemacetan
Polusi udara yang disebabkan oleh kemacetan mengakibatkan lebih dari 2,200 kematian bayi prematur setiap tahunnya di US. Makin banyak orang yang menggunakan jalan raya dan jalan tol untuk pergi bekerja, makin banyak mobil yang berada di jalan raya. Akibatnya jalanan semakin macet dan menghasilkan polusi yang makin banyak pula.
4. Penggunaan Air Sumur
Penggunaan air sumur di Jakarta mengakibatkan penurunan muka tanah, akibatnya daerah yang muka tanahnya rendah menjadi sering banjir.
5. Investasi Rumah dan Property
Semakin banyak orang yang membeli rumah atau property untuk investasi, demand akan bertambah, akibatnya harganya akan naik. Sehingga orang yang benar-benar membutuhkan rumah untuk tempat tinggal menjadi lebih kesulitan.
Tragedy besar pernah terjadi di US pada tahun 2008 yang menjadi penyebab krisis global, penyebabnya adalah karena banyaknya orang-orang mengambil KPR untuk investasi rumah. Akibatnya terjadi salah perhitungan valuasi (bubble).
Menguntungkan diri sendiri dalam jangka pendek bisa merugikan semua orang dalam jangka panjang. Semoga artikel ini mengingatkan kita untuk lebih bijak mengambil keputusan. Tidak melanggar hukum bukan berarti aman dan tidak berdosa untuk dilakukan. Bagaimanapun, keserakahan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.